Rabu, 12 Maret 2014

5 Alasan untuk mengenal Senyawa Cannabidiol

Biasanya, jika berkenaan dengan ganja, orang-orang akan berfikiran bahwa ganja bikin “giting” dan berbahaya untuk dikonsumsi. Mereka berfikir seperti ini karena umumnya publik hanya mengetahui satu senyawa aktif dalam ganja yaitu THC [Tetrahydrocannabinol].

THC adalah senyawa yang bikin si pemakai merasakan efek euphoria atau yang biasa dibilang “giting”. Apa yang belum banyak publik ketahui adalah salah satu senyawa ganja yang bernama Cannabidiol.

Cannabidiol [CBD], adalah senyawa ganja yang bersifat non psikoaktif yang memiliki sifat terapi yang bagus untuk kesehatan.

CBD tingkat tinggi dapat meningkatkan efek positif dari THC disaat menekan efek negatif dari THC seperti paranoid dan perasaan tidak tentu.

CBD bekerjasama dengan THC dalam cara kerjanya. Jika digunakan secara terpisah, CBD atau THC tidak akan seefektif mengobati sakit kronis seperti jika mereka digunakan secara bersamaan.

Masalahnya, para petani menyadari bahwa sejak dulu THC lah sebagai daya tarik ganja yang menjual, THC memberi rasa giting dan euphoria dan inilah yang selalu dikait-kaitkan dengan ganja.

Untuk meningkatkan kandungan THC, mereka berusaha untuk menghilangkan THC dari jenis-jenis ganja tertentu sehingga hasilnya ganja yang memberikan pengalaman efek psikoaktif yang tinggi, yang dianggap membahayakan oleh mereka yang mendukung hukum pelarangan ganja.

  Perbedaan antara penggunaan THC dan CBD secara bersamaan dan penggunaan THC murni



Berikut ini beberapa alasan mengapa kita harus mengenal CBD lebih dekat lagi..


#5 CBD memperbaiki kerusakan otak akibat alkohol.

Menurut penelitian di Universitas Kentucky, CBD merubah otak secara fisiologis dan bisa memperbaiki kerusakan karena alkoholik akut. Penelitian menemukan bahwa CBD bisa mengurangi kerusakan saraf sebanyak 48,8% di entorhinal korteks. Sudah banyak yang tahu jika beberapa hisap ganja bisa meredakan hangover, tapi penelitian ini mengangkat potensi pengobatan ganja ke tingkat yang baru. 


#4 CBD efektif mengatasi kecemasan sosial yang parah.

Banyak yang mengaku bahwa ganja meredakan kecemasan mereka sementara yang lain mengatakan sebaliknya. Hal ini dikarenakan kandungan CBD di setiap tanaman ganja berbeda.
Sebuah penelitian yang sengaja diadakan untuk mengetahui dampak CBD pada kecemasan sosial dalam berbicara di depan publik.
Ternyata mereka yang sebelumnya diberi dosis CBD, rasa cemas dan grogi mereka berkurang selama mereka berbicara di depan publik.
Para peneliti menyatakan bahwa CBD memiliki banyak keuntungan dibandingkan dengan obat anti depresan lainnya karena efeknya yang cepat dengan tidak menimbulkan rasa ketergantungan.

#3 CBD mematikan sel kanker yang ditemukan dalam metastasis [organ lain yang ikut terjalar sel kanker]

Peneliti di California Pacific Medical Center menemukan bahwa CBD mematikan sel kanker untuk menyebar. Penelitian ini juga menjadikan penelitian UCLA tentang ganja tidak menyebabkan kanker paru-paru menjadi lebih menarik; Apakah mungkin cannabinoids sendiri dapat menghilangkan carcinogen [penyebab kanker] yg ditemukan dalam rokok?
Apakah benar ganja adalah obat anti kanker yang sebenarnya?

#2 CBD adalah obat anti-psikotik yang kuat.

Percobaan klinik di Jerman menemukan bahwa CBD efektif mengobati schizophrenia sebagai obat anti-psikotik biasa dengan efek samping yang sedikit. Hal ini menunjukan yin-yang pada senyawa ganja dimana THC dosis tinggi mempunyai efek psikotik. CBD-lah yang menekan sifat negatif dari THC. Dan karena alasan inilah CBD baik untuk mereka yang mempunyai sejarah gangguan mental dalam keluarga.

#1 Dan yang terakhir adalah, legal.

Ya, di beberapa negara hukum ganja sudah dilegalkan untuk medis. Mereka bisa menanam, mengolah, bahkan membeli ganja sesuai dengan peraturan yang ditetapkan pemerintah mereka. Hal ini berarti mereka mempunyai akses yang mudah terhadap obat murah.

CBD dapat diolah menjadi makanan, minuman, minyak, kapsul, lotion, bahkan permen karet.
Salah satu alasan mengapa ganja di Indonesia masih ilegal karena umumnya mereka menyamaratakan ganja sebagai tanaman yang bisa bikin si pemakai merasa “giting” dan karenanya bahaya untuk kesehatan.

Pemerintah pun memasukkan ganja pada Golongan 1 Narkotika dimana mereka menganggap ganja tidak mempunyai fungsi medis.

Bagaimana hal ini bisa terjadi? Sedangkan mereka pun belum pernah meneliti ganja sama sekali. Lalu, berdasarkan apa mereka membuat UU pelarangan ganja di negara kita?


Sumber : www.LegalisasiGanja.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar